Kabupaten Mojokerto terkenal akan sejarah kerajaan yang telah
menyatukan nusantara sekitaran abad ke-14, kerajaan yang didirikan oleh
raden Wijaya tersebut telah meninggalkan benda-bendah sejarah seperti
arca, gerabah, serta candi yang menjadi daya tarik turis local untuk
berkunjung ke wilayah kabupaten Mojokerto tepatnya kecamatan Trowulan.
Kecamatan seluas 100 KM2 ini akan memberikan pengetahuan tentang
sejarah Majapahit dengan peninggalan-peninggalan yang dimilikinya,
Seperti:
1. Reco Lanang.
Reco Lanang adalah Arca yang terbuat dari batu andesip dengan ukuran tinggi 5,7 meter ini merupakan gambaran dari perwujudan salah satu Dhani Budha yang disebut Aksobnya yang menguasai arah mata angin sebelah timur. Agama Budha Mahayana mengenal adanya beberapa bentuk kebudhaan yaitu Dhyani Bodhisatwa dan manusi Budhi. Dhyani Budha digambarkan dalam perwujudan Budha yang selalu bertafakur dan berada di langit. Dengan kekuatannya ia memancarkan seorang manusi Budha yang bertugas mengajarkan dharma di dunia. Tugas manusi budha berakhir setelah wafat dan kembali ke Nirwana. Demi kelangsungan ajaran dharma, Dhyani Budha memancarkan dirinya lagi ke dunia yaitu ke Dhyani Boddhisatwa. Setiap jaman mempunyai rangkaian Dhyani Budha, Boddhisatwa dan Manusi Budha. Di wilayah Trowulan sekarang sudah banyak pemahat-pemahat yang membuat arca seperti peninggalan kerajaan Majapahit,sehingga tidak sedikit orang dari luar daerah bahkan luar negeri yang memesan patung-patung seperti patung peninggalan dari kerajaan Majapahit.
2. Candi Bajang Ratu
Gapura yang berbentuk PADU RAKSA ini mempunyai tiga bagian : kaki, tubuh, dan atap. Mempunyai sayap dan pagar tembok di kedua sisinya. Ada hiasan pada bagian atap berupa Kepala Kala diapit Singa. Relief Matahari, Naga berkaki, Kepala Garuda, dan Relief bermata satu. Di bagian kaki menggambarkan cerita Sri Tanjung mempunyai fungsi sebagai pelindung atau penolak marabahaya dan pada sayap kanan dihiasi relief cerita Ramayana. Kanan kiri pintu diberi pahatan berupa binatang bertelinga panjang. Gapura ini ada hubungannya dengan Raja Jayanegara. Gapura Bajangratu dibangun dari bata yang direkatkan satu sama lainnya degan sistem gosok, kecuali pada ambang pintu dan anak tangga terbuat dari batu andesit. Denah bangunan berbentuk empat persegi panjang berukuran panjang 11,5 m, lebar 10,5 m. Tinggi bangunan 16,5 m dan lorong pintu masuk lebarnya 1,4 m. Lokasinya berada du Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan.
3. Candi Tikus
Candi Tikus merupakan replika atau lambang Mahameru. Candi ini disebut Candi Tikus karena sewaktu ditemukan merupakan tempat bersarangnya tikus yang memangsa padi petani. Di tengah Candi Tikus terdapat miniatur empat buah candi kecil yang dianggap melambangkan Gunung Mahameru tempat para dewa bersemayam dan sumber segala kehidupan yang diwujudkan dalam bentuk air mengalir dari pancuran-pancuran/jaladwara yang terdapat di sepanjang kaki candi. Air ini dianggap sebagai air suci amrta, yaitu sumber segala kehidupan. Arsitektur bangunan melambangkan kesucian Gunung Mahameru sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Menurut kepercayaan Hindu, Gunung Mahameru merupakan tempat sumber air Tirta Amerta atau air kehidupan, yang dipercaya mempunyai kekuatan magis dan dapat memberikan kesejahteraan, dari mitos air yang mengalir di Candi Tikus dianggap bersumber dari Gunung Mahameru. Lokasinya berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
4. Kolam Segaran
Kolam segaran merupakan bangunan kolam kuno terbesar yang mencerminkan kemampuan Kerajaan Mojopahit beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut cerita kolam ini digunakan untuk rekreasi dan menjamu tamu-tamu Kerajaan Mojopahit. Orang yang pertama kali menemukan kolam ini adalah Ir. Henry Maclain Pont pada tahun 1926. Bentuk denah kolam empat persegi panjang berukuran panjang 375 m dan lebar 125 m. Dinding kolam setinggi 3,16 m, sementara lebarnya 1,6 m. Lokasinya berada di Dukuh Trowulan,Desa Trowulan, KecamatanTrowulan.
5. Candi Wringin Lawang
Candi ini diperkirakan sebagai pintu gerbang utama untuk masuk ke komplek kerajaan Majapahit. Bentuknya berupa gapura belah ( candi Bentar ). Bangunan ini terbuat dari batu bata dengan ukuran tinggi 13,7 m panjang 13 m lebar 11m. Menurut cerita rakyat gapura Wringin Lawang merupakan salah satu gapura masuk ke alun-alun Mojopahit. Di dekat gapura dahulu juga dilengkapi dengan paseban, yaitu tempat menunggu bagi orang-orang yang akan sowan kepada raja. Candi ini dikenal dengan Candi Wringin Lawang, konon dulu didekat candi ini tumbuh dua pohon beringin berjajar yang besar. Candi ini terletak di Desa Jati Pasar, Kecamatan Trowulan, Mojokerto.
6. Pendopo Agung
Pendopo Agung Mojokerto adalah sebuah bangunan khusus khas nuansa Mojopahit dan sering difungsikan sebagai tempat pertunjukan kesenian, studi tour, lomba, tempat pertemuan dengan suasana yang teduh dan nyaman juga sebagai tempat untuk istirahat/rekreasi. Lokasinya berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan. Tempat tersebut diyakini sebagai pusat kerajaan Majapahit. Bagian bangunan asli yang masih tersisa dari Pendopo Agung hanya 26 buah umpak (batu penyangga tiang) saja, sedangkan bangunan Pendopo Agung yang sekarang berdiri merupakan bangunan baru. Di pendopo ini pula, diyakini Mahapatih Gajah Mada dahulu mengikrarkan Sumpah Palapa (Palapa kemudian dipakai sebagai nama satelit komunikasi pertama yang ‘menyatukan’ komunikasi di seluruh Indonesia). Di depan Pendopo Agung, di sebelah kiri, terdapat patung sang Mahapatih, dan di depan pendopo terdapat patung Raden Wijaya.
7.Candi Jalatunda
Candi ini terletak di lereng Gunung Bekal, salah satu puncak dari pegunungan Penanggungan. Tepatnya di Desa Seloliman Kecamatan Trawas. Bangunannya terbuat dari batu kali dengan ukuran panjang 16,85 m lebar 13,52 m tinggi 5,20 m. Menurut data sejarah candi ini menunjukkan angka tahun 977 M, dan di sebelah kiri dinding belakang candi terdapat tulisan GEMPENG,disamping itu di sebelah sudut tenggara juga ada tulisannya.
Menurut ahli sejarah dikatakan bahwa candi ini merupakan petirtaan yang dipersiapkan untuk Raja Udayana yaitu raja Bali yang mempersunting putri Gunapriyadharmapatni dari Jawa dan dari hasil perkawinan ini pada tahun 991 lahirlah Airlangga. Jadi tahun 997 menunjukkan tahun pembuatannya.
8. Patung Budha Raksasa,
Patung ini terletak di Maha Vihara Majapahit, desa bejijong. Vihara ini memang difungsikan sebagai tempat ibadah umat Budha, tapi meskipun demikian tidak ada larangan untuk pengunjung yang beragama lain. Banyak yang lainnya juga peninggalan sejarah dari Kerajaan Majapahit, hingga ratusan bahkan yang belum diketahui atau ditemukan. Tidak ada salahnya jika anda ingin berlibur di Kecamatan ini, karena tempat wisatanya pun sangat menarik. Lokasinya pun strategis, bisa ditempuh menggunakan transportasi apapun, baik umum maupun pribadi. Banyak pula restaurant dan penginapan yang bisa anda temui di sekitar wisata ini.
9. Museum Majapahit
Museum arkeologi ini terletak di tepi barat kolam Segaran. Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Museum ini dibangun untuk menyimpan berbagai artefak dan temuan arkeologi yang ditemukan di sekitar Trowulan. Tempat ini adalah salah satu lokasi bersejarah terpenting di Indonesia yang berkaitan dengan sejarah kerajaan Mojopahit. Museum Majapahit mempunyai banyak koleksi benda bersejarah peninggalan Kerajaan Majapahit. Reruntuhan kota kuna di Trowulan ditemukan pada abad ke-19. Jumlah koleksi museum telah mencapai sekitar 80.000 koleksi benda purbakala, yang diklasifikasikan dari mulai periode prasejarah, periode klasik (zaman Hindu dan Buddha), periode Islam, hingga periode kolonial. Karena jumlah koleksi yang begitu banyak, museum ini pada tanggal 1 Januari 2007 ditetapkan sebagai Pusat Informasi Majapahit (PIM). Wisatawan yang mengunjungi museum ini dapat menyaksikan koleksi benda-benda peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit, di antaranya prasasti, arca, artefak, senjata tradisional, dan alat kesenian tradisional.
Bukan hanya obyek wisata sejarah saja yang bisa dikunjungi diwilayah Kabupaten Mojokerto, namun masih banyak lagi tempat-tempat yang menjadi tempat sector pariwisata yang banyak dikunjungi oleh tourism setempat atau dari luar kota, diantaranya:
1. Makam Troloyo
Obyek utamanya adalah Makam Sayyid Muhammad Jumadil Qubro (Syech Jumadil Kubro). Syech Jumadil Kubro adalah kakek dari Sunan Ampel. Beliau adalah ulama dari Persia yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Makamnya pertama kali diberi cungkup oleh tokoh masyarakat setempat bernama KH Nawawi pada tahun 1940. Di kompleks makam troloyo terdapat dua kelompok makam, yaitu kelompok makam bagian depan, terdiri dari makam Wali Songo dan Kelompok Makam Syech Jumadi Kubro. Kelompok makam inilah yang paling banyak dikunjungi peziarah. Dan kelompok makam bagian belakang terdiri dari dua cungkup, yaitu cungkup pertama makam Raden Ayu Anjasmara dan makam Raden sering disebut sebagai kubur pitu.
2. Wana Wisata Air Panas
Letaknya satu jalur dengan tempat pemandian Ubalan hanya jalannya agak menanjak sedikit. Sumber air hangat yang konon dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit ini khususnya penyakit kulit sungguh memberikan kesan tersendiri untuk dikunjungi. Keadaan lingkungan sekitarnya yang masih alami dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan hutan pinus dan semak belukar niscaya memberikan rasa sejuk dan nyaman. Tidak jarang wilayah disekitarnya dimanfaatkan oleh kegiatan pemuda-pemudi kepramukaan. Tidak jarang pula digelar panggung pertunjukan musik pada waktu hari-hari spesial. Bagi mereka yang ingin berendam di kehangatan sumber air panas Pacet telah disediakan tempat bak penampungan yang cukup luas. Disamping itu tersedia pula kolam renang air dingin yang cukup bersih. Fasilitas yang tersedia di sana antara lain lapangan parkir yang sangat luas dan aman serta lokasi khusus souvenir,buah-buahan segar,sayur khas Pacet dan juga makanan minuman cukup tersedia 24 jam.
3. Air Terjun Coban Canggu
Air terjun Coban Canggu sangat mudah untuk dikunjungi baik dengan kendaraan roda empat ataupun roda dua, hanya berjarak 32 km dari pusat kota Mojokerto. Selama perjalanan menuju lokasi anda akan melihat pemandangan-pemandangan yang begitu enak untuk dilihat seperti panorama alam bernuansa pegunungan. Air terjun yang dikelilingi oleh pepohonan yang masih lebat dan alami ini sangat cocok untuk berwisata bersama keluarga atau teman ataupun orang yang tersayang,juga cocok berfoto disekitar air terjun ini. Udara di sekelilingnya terasa sejuk serta panoramanya nampak indah dan masih kelihatan nuansa alami yang akan memberikan pengalaman kesan tersendiri yang tak akan terlupakan. Lokasi : Desa Padusan Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto
4. Air terjun Dlundung
Nuansa alam pegunungan yang terasa sejuk dan rimbunan pohon yang masih alami membuat air terjun Dlundung sebagai tempat tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi. Lagi pula tempat yang mempesona ini sangat mudah untuk dicapai karena letaknya yang hanya berjarak 40 km dari pusat kota Mojokerto, dapat dicapai dengan mobil dan sepeda motor. Disamping itu tempat wisata ini sungguh cocok untuk bersantai dan melepas lelah bagi para remaja yang suka berkemah, karena tersedia arena perkemahan yang cukup luas dan nyaman. Lokasi : Desa Kemloko Kecamatan Trawas 40 km arah selatan Mojokerto
5. Api Bekucuk
Menurut legenda yang beredar pada sebagian masyarakat, konon Api ajaib bekucuk sudah terkenal pada masa kerajaan Majapahit Api yang mengagumkan tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berbagai kepentingan Api Bekucuk pernah menjadi perhatian masyarakat pada tahun 1933 yaitu bermunculan sumber api kecil di pekarangan dan rumah penduduk sehingga Pemerintah Kabupaten Mojokerto mengadakan peninjauan atau penelitian dan sejak itu Api Bekucuk banyak menarik perhatian masyarakat. Lokasi terletak di dusun Bekucuk desa tempuran kecamatan Sooko yang berjarak sekitar 3 Km dari Kota Mojokertoyang dapat ditempuh dengan kondisi jalan yang cukup baik.
1. Reco Lanang.
Reco Lanang adalah Arca yang terbuat dari batu andesip dengan ukuran tinggi 5,7 meter ini merupakan gambaran dari perwujudan salah satu Dhani Budha yang disebut Aksobnya yang menguasai arah mata angin sebelah timur. Agama Budha Mahayana mengenal adanya beberapa bentuk kebudhaan yaitu Dhyani Bodhisatwa dan manusi Budhi. Dhyani Budha digambarkan dalam perwujudan Budha yang selalu bertafakur dan berada di langit. Dengan kekuatannya ia memancarkan seorang manusi Budha yang bertugas mengajarkan dharma di dunia. Tugas manusi budha berakhir setelah wafat dan kembali ke Nirwana. Demi kelangsungan ajaran dharma, Dhyani Budha memancarkan dirinya lagi ke dunia yaitu ke Dhyani Boddhisatwa. Setiap jaman mempunyai rangkaian Dhyani Budha, Boddhisatwa dan Manusi Budha. Di wilayah Trowulan sekarang sudah banyak pemahat-pemahat yang membuat arca seperti peninggalan kerajaan Majapahit,sehingga tidak sedikit orang dari luar daerah bahkan luar negeri yang memesan patung-patung seperti patung peninggalan dari kerajaan Majapahit.
2. Candi Bajang Ratu
Gapura yang berbentuk PADU RAKSA ini mempunyai tiga bagian : kaki, tubuh, dan atap. Mempunyai sayap dan pagar tembok di kedua sisinya. Ada hiasan pada bagian atap berupa Kepala Kala diapit Singa. Relief Matahari, Naga berkaki, Kepala Garuda, dan Relief bermata satu. Di bagian kaki menggambarkan cerita Sri Tanjung mempunyai fungsi sebagai pelindung atau penolak marabahaya dan pada sayap kanan dihiasi relief cerita Ramayana. Kanan kiri pintu diberi pahatan berupa binatang bertelinga panjang. Gapura ini ada hubungannya dengan Raja Jayanegara. Gapura Bajangratu dibangun dari bata yang direkatkan satu sama lainnya degan sistem gosok, kecuali pada ambang pintu dan anak tangga terbuat dari batu andesit. Denah bangunan berbentuk empat persegi panjang berukuran panjang 11,5 m, lebar 10,5 m. Tinggi bangunan 16,5 m dan lorong pintu masuk lebarnya 1,4 m. Lokasinya berada du Dukuh Kraton, Desa Temon, Kecamatan Trowulan.
3. Candi Tikus
Candi Tikus merupakan replika atau lambang Mahameru. Candi ini disebut Candi Tikus karena sewaktu ditemukan merupakan tempat bersarangnya tikus yang memangsa padi petani. Di tengah Candi Tikus terdapat miniatur empat buah candi kecil yang dianggap melambangkan Gunung Mahameru tempat para dewa bersemayam dan sumber segala kehidupan yang diwujudkan dalam bentuk air mengalir dari pancuran-pancuran/jaladwara yang terdapat di sepanjang kaki candi. Air ini dianggap sebagai air suci amrta, yaitu sumber segala kehidupan. Arsitektur bangunan melambangkan kesucian Gunung Mahameru sebagai tempat bersemayamnya para dewa. Menurut kepercayaan Hindu, Gunung Mahameru merupakan tempat sumber air Tirta Amerta atau air kehidupan, yang dipercaya mempunyai kekuatan magis dan dapat memberikan kesejahteraan, dari mitos air yang mengalir di Candi Tikus dianggap bersumber dari Gunung Mahameru. Lokasinya berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
4. Kolam Segaran
Kolam segaran merupakan bangunan kolam kuno terbesar yang mencerminkan kemampuan Kerajaan Mojopahit beradaptasi dengan lingkungannya. Menurut cerita kolam ini digunakan untuk rekreasi dan menjamu tamu-tamu Kerajaan Mojopahit. Orang yang pertama kali menemukan kolam ini adalah Ir. Henry Maclain Pont pada tahun 1926. Bentuk denah kolam empat persegi panjang berukuran panjang 375 m dan lebar 125 m. Dinding kolam setinggi 3,16 m, sementara lebarnya 1,6 m. Lokasinya berada di Dukuh Trowulan,Desa Trowulan, KecamatanTrowulan.
5. Candi Wringin Lawang
Candi ini diperkirakan sebagai pintu gerbang utama untuk masuk ke komplek kerajaan Majapahit. Bentuknya berupa gapura belah ( candi Bentar ). Bangunan ini terbuat dari batu bata dengan ukuran tinggi 13,7 m panjang 13 m lebar 11m. Menurut cerita rakyat gapura Wringin Lawang merupakan salah satu gapura masuk ke alun-alun Mojopahit. Di dekat gapura dahulu juga dilengkapi dengan paseban, yaitu tempat menunggu bagi orang-orang yang akan sowan kepada raja. Candi ini dikenal dengan Candi Wringin Lawang, konon dulu didekat candi ini tumbuh dua pohon beringin berjajar yang besar. Candi ini terletak di Desa Jati Pasar, Kecamatan Trowulan, Mojokerto.
6. Pendopo Agung
Pendopo Agung Mojokerto adalah sebuah bangunan khusus khas nuansa Mojopahit dan sering difungsikan sebagai tempat pertunjukan kesenian, studi tour, lomba, tempat pertemuan dengan suasana yang teduh dan nyaman juga sebagai tempat untuk istirahat/rekreasi. Lokasinya berada di Desa Temon, Kecamatan Trowulan. Tempat tersebut diyakini sebagai pusat kerajaan Majapahit. Bagian bangunan asli yang masih tersisa dari Pendopo Agung hanya 26 buah umpak (batu penyangga tiang) saja, sedangkan bangunan Pendopo Agung yang sekarang berdiri merupakan bangunan baru. Di pendopo ini pula, diyakini Mahapatih Gajah Mada dahulu mengikrarkan Sumpah Palapa (Palapa kemudian dipakai sebagai nama satelit komunikasi pertama yang ‘menyatukan’ komunikasi di seluruh Indonesia). Di depan Pendopo Agung, di sebelah kiri, terdapat patung sang Mahapatih, dan di depan pendopo terdapat patung Raden Wijaya.
7.Candi Jalatunda
Candi ini terletak di lereng Gunung Bekal, salah satu puncak dari pegunungan Penanggungan. Tepatnya di Desa Seloliman Kecamatan Trawas. Bangunannya terbuat dari batu kali dengan ukuran panjang 16,85 m lebar 13,52 m tinggi 5,20 m. Menurut data sejarah candi ini menunjukkan angka tahun 977 M, dan di sebelah kiri dinding belakang candi terdapat tulisan GEMPENG,disamping itu di sebelah sudut tenggara juga ada tulisannya.
Menurut ahli sejarah dikatakan bahwa candi ini merupakan petirtaan yang dipersiapkan untuk Raja Udayana yaitu raja Bali yang mempersunting putri Gunapriyadharmapatni dari Jawa dan dari hasil perkawinan ini pada tahun 991 lahirlah Airlangga. Jadi tahun 997 menunjukkan tahun pembuatannya.
8. Patung Budha Raksasa,
Patung ini terletak di Maha Vihara Majapahit, desa bejijong. Vihara ini memang difungsikan sebagai tempat ibadah umat Budha, tapi meskipun demikian tidak ada larangan untuk pengunjung yang beragama lain. Banyak yang lainnya juga peninggalan sejarah dari Kerajaan Majapahit, hingga ratusan bahkan yang belum diketahui atau ditemukan. Tidak ada salahnya jika anda ingin berlibur di Kecamatan ini, karena tempat wisatanya pun sangat menarik. Lokasinya pun strategis, bisa ditempuh menggunakan transportasi apapun, baik umum maupun pribadi. Banyak pula restaurant dan penginapan yang bisa anda temui di sekitar wisata ini.
9. Museum Majapahit
Museum arkeologi ini terletak di tepi barat kolam Segaran. Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur, Indonesia. Museum ini dibangun untuk menyimpan berbagai artefak dan temuan arkeologi yang ditemukan di sekitar Trowulan. Tempat ini adalah salah satu lokasi bersejarah terpenting di Indonesia yang berkaitan dengan sejarah kerajaan Mojopahit. Museum Majapahit mempunyai banyak koleksi benda bersejarah peninggalan Kerajaan Majapahit. Reruntuhan kota kuna di Trowulan ditemukan pada abad ke-19. Jumlah koleksi museum telah mencapai sekitar 80.000 koleksi benda purbakala, yang diklasifikasikan dari mulai periode prasejarah, periode klasik (zaman Hindu dan Buddha), periode Islam, hingga periode kolonial. Karena jumlah koleksi yang begitu banyak, museum ini pada tanggal 1 Januari 2007 ditetapkan sebagai Pusat Informasi Majapahit (PIM). Wisatawan yang mengunjungi museum ini dapat menyaksikan koleksi benda-benda peninggalan sejarah Kerajaan Majapahit, di antaranya prasasti, arca, artefak, senjata tradisional, dan alat kesenian tradisional.
Bukan hanya obyek wisata sejarah saja yang bisa dikunjungi diwilayah Kabupaten Mojokerto, namun masih banyak lagi tempat-tempat yang menjadi tempat sector pariwisata yang banyak dikunjungi oleh tourism setempat atau dari luar kota, diantaranya:
1. Makam Troloyo
Obyek utamanya adalah Makam Sayyid Muhammad Jumadil Qubro (Syech Jumadil Kubro). Syech Jumadil Kubro adalah kakek dari Sunan Ampel. Beliau adalah ulama dari Persia yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Makamnya pertama kali diberi cungkup oleh tokoh masyarakat setempat bernama KH Nawawi pada tahun 1940. Di kompleks makam troloyo terdapat dua kelompok makam, yaitu kelompok makam bagian depan, terdiri dari makam Wali Songo dan Kelompok Makam Syech Jumadi Kubro. Kelompok makam inilah yang paling banyak dikunjungi peziarah. Dan kelompok makam bagian belakang terdiri dari dua cungkup, yaitu cungkup pertama makam Raden Ayu Anjasmara dan makam Raden sering disebut sebagai kubur pitu.
2. Wana Wisata Air Panas
Letaknya satu jalur dengan tempat pemandian Ubalan hanya jalannya agak menanjak sedikit. Sumber air hangat yang konon dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit ini khususnya penyakit kulit sungguh memberikan kesan tersendiri untuk dikunjungi. Keadaan lingkungan sekitarnya yang masih alami dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan hutan pinus dan semak belukar niscaya memberikan rasa sejuk dan nyaman. Tidak jarang wilayah disekitarnya dimanfaatkan oleh kegiatan pemuda-pemudi kepramukaan. Tidak jarang pula digelar panggung pertunjukan musik pada waktu hari-hari spesial. Bagi mereka yang ingin berendam di kehangatan sumber air panas Pacet telah disediakan tempat bak penampungan yang cukup luas. Disamping itu tersedia pula kolam renang air dingin yang cukup bersih. Fasilitas yang tersedia di sana antara lain lapangan parkir yang sangat luas dan aman serta lokasi khusus souvenir,buah-buahan segar,sayur khas Pacet dan juga makanan minuman cukup tersedia 24 jam.
3. Air Terjun Coban Canggu
Air terjun Coban Canggu sangat mudah untuk dikunjungi baik dengan kendaraan roda empat ataupun roda dua, hanya berjarak 32 km dari pusat kota Mojokerto. Selama perjalanan menuju lokasi anda akan melihat pemandangan-pemandangan yang begitu enak untuk dilihat seperti panorama alam bernuansa pegunungan. Air terjun yang dikelilingi oleh pepohonan yang masih lebat dan alami ini sangat cocok untuk berwisata bersama keluarga atau teman ataupun orang yang tersayang,juga cocok berfoto disekitar air terjun ini. Udara di sekelilingnya terasa sejuk serta panoramanya nampak indah dan masih kelihatan nuansa alami yang akan memberikan pengalaman kesan tersendiri yang tak akan terlupakan. Lokasi : Desa Padusan Kecamatan Pacet Kabupaten Mojokerto
4. Air terjun Dlundung
Nuansa alam pegunungan yang terasa sejuk dan rimbunan pohon yang masih alami membuat air terjun Dlundung sebagai tempat tujuan wisata yang menarik untuk dikunjungi. Lagi pula tempat yang mempesona ini sangat mudah untuk dicapai karena letaknya yang hanya berjarak 40 km dari pusat kota Mojokerto, dapat dicapai dengan mobil dan sepeda motor. Disamping itu tempat wisata ini sungguh cocok untuk bersantai dan melepas lelah bagi para remaja yang suka berkemah, karena tersedia arena perkemahan yang cukup luas dan nyaman. Lokasi : Desa Kemloko Kecamatan Trawas 40 km arah selatan Mojokerto
5. Api Bekucuk
Menurut legenda yang beredar pada sebagian masyarakat, konon Api ajaib bekucuk sudah terkenal pada masa kerajaan Majapahit Api yang mengagumkan tersebut dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berbagai kepentingan Api Bekucuk pernah menjadi perhatian masyarakat pada tahun 1933 yaitu bermunculan sumber api kecil di pekarangan dan rumah penduduk sehingga Pemerintah Kabupaten Mojokerto mengadakan peninjauan atau penelitian dan sejak itu Api Bekucuk banyak menarik perhatian masyarakat. Lokasi terletak di dusun Bekucuk desa tempuran kecamatan Sooko yang berjarak sekitar 3 Km dari Kota Mojokertoyang dapat ditempuh dengan kondisi jalan yang cukup baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar